Selasa, 06 Juli 2010

PENYAKIT GINJAL

Gejala / tanda-tanda Umum
 Perubahan kebiasaan b.a.k
 Jarang/sering
Pagi/siang/malam
 Perubahan banyaknya jumlah urin yang dikeluarkan
 Perubahan tekanan darah sistemik (awal)
 Perubahan rasa sakit selama keluarkan urin  disuria
 Frekwensi Miksi
Disuria
Retensi urin
Jumlah miksi : oliguria, anuria, poliuria

Prinsip Diagnosa:
1. Faktor prerenal
2. Faktor renal
3. Faktor post renal

Ad 1. Faktor aliran darah  kegagalan jantung
Kongestif, hipovolimia, arteri renalis  penurunan filtrasi glomerulus
Ad 2. Faktor intrinsik  glomerulo nephritis
Nefritis  > sulit diterapi
Ad 3. Bersifat obstruktif : batu, neoplasma

Prinsip Terapi
A. Harus ditujukan pada penyakit yang mendasarinya
 Aktifitas pasien disynkronkan dengan toleransi pasien
 Oedem, hipertensi, kegagalan jantung
B. Pengelolaan diet
• Pembatasan protein yang flexible
 membantu pengelolaan asidosis metabolik dan hiper kalemia dengan gagal ginjal
• Pembatasan Na
Bila ada oedem dan hypertensi
• Diet tinggi protein untuk memperbaiki hipoalbumenia harus dihindari

C. Mengenal zat-zat penyebab penyakit ginjal
 Antibiotik : penisilin
 Diuretik : furosemid
 Analgesik
 Zat warna radiologis
 Zat-zat yang diduga menimbulkan dan mempersulit penyakit ginjal harus disingkirkan


I. GAGAL GINJAL AKUT
Ginjal tidak mampu mengekskresikan sisa-sisa nitrogen
Causa :
1. Syok traumatik : cedera, perdarahan, iskemia/infark miokard
2. Kerusakan jaringan
- Luka bakar, luka tembak
3. Toxin Kimia:
Sulfonamida, Karbon tetraclorida
4. Komplikasi kehamilan
5. Infeksi berat
6. Dehidrasi dan gangguan elektrolit
 degenerasi fokal tubulus kontortus proksimalis
Diagnosa:
- Periode syok
- Periode berhentinya fungsi ginjal
(Renal shut down)
Menyebabkan - Uremia
- Oedem perifer
- Oedem pulmonum
- Periode penyembuhan
 diuresis  dehidrasi
Serum  Kalium menurun – Kelemahan otot
 Calsium menurun – tetani

Oliguria:
- Konsentrasi urin pekat
- Na urin << (konsentrasi) < 20 m Eq/l
- Ratio kreatinin urin/plasma > 25 : 1
Natrium urin/plasma
- Ratio < 1
Kreatinin urin/plasma x 100

Kekurangan cairan

Terapi / Penanganan
A. Tindakan Darurat
- Obati syok
- Obati infeksi
- Obati toksin
- Penanganan kekurangan cairan

B. Fase Oligurik
- Pertahankan air dan elektrolit pada tingkat normal
- Cegah katabolisme jaringan
- Cegah infeksi

Monitor BB
- BB naik  retensi cairan
- Sebaiknya BB turun 0,3-0,5 kg/hr  kehilangan katabolik jaringan
- Pembatasan cairan
 taksiran pengeluaran cairan tak terlihat 15 ml/kg BB/hr
Pada pengobatan infeksi dengan antibiotika dosis harus diturunkan pada gagal ginjal karena beberapa antibiotika diekskresikan ginjal

Pola Elektrolit:
- Elektrolit harus diperiksa/hr
- Kalium dihindari

Pola Diet:
- Diet tinggi karbohidrat bebas protein/asam amino essential/parentral (100-200 gr glukosa)/hr
 menurunkan pemecahan protein
 menurunkan akumulasi hasil katabolisme/pemecahan protein

Ureum, asam organik, kalium


C. Terapi Terpilih Dialisis
- Indikasi BUN > 150 mg/100 ml
Gangguan kimia dan cairan membahayakan penderita
Hemodialisis
Macam dialisis Peritoneal dialisis
- Dialisis membuka kesempatan kepada pasien untuk membebaskan diri dari pembatasan dalam diet (protein)
- Penurunan ureum yang lebih cepat  oedem serebral
 tamponade jantung / perikarditis uremik
 jadi kecepatan pengeluaran ureum harus diperlambat
(BUN > 200 mg/100 ml)


II. GAGAL GINJAL KRONIS / UREMIA
(Insufisiensi Ginjal Kronis)
- Keadaan fisiologis yang disebabkan berkurangnya massa jaringan ginjal yang berfungsi
 kegagalan ginjal kronis dan perubahan keseimbangan elektrolit dan retensi sampah N dan lainnya

Fisio Patologi

A. Defek ginjal  Filtrasi Glomerulus menurun

Peningkatan BUN, fosfat, sulfat, radikal asam

Asidosis metabolik
 Fosfat serum meningkat  Kalsium serum menurun
2. Fungsi tubulus menurun  kemampuan membentuk amonia rendah/0

Basa Na, K, Kaslium 
Asidosis metabolik >>

B. Defek Metabolik Umum
- Depresi sumsum tulang
- Memendeknya umur eritrosit

Anemia normokromik
Anemia normositik
- Penurunan Ca serum  hiperplasi kelenjar paratiroid
- Peningkatan P serum hiperparatiroidisme sekunder
(fosfor)
- Menurunnya efisiensi mekanisme pemekatan urin oleh ginjal
 Poliuria

Manifestasi Klinis Gagal Ginjal Kronis
- Sindrom uremia
- BUN meningkat
- Serum : sulfat, fosfat naik
Na, Ca, CO2 menurun
- Anemia normositik
- Perikarditis
- Pleuritis
- Hipertensi  hipertrophi ventrikel sinistra
retinopati
konvulsi

Terapi
A. Umum
1. Diet
- Protein harus dibatasi 0,5 g/kg BB
- Kalori (KH) harus cukup
- Na dibatasi kalau ada oedem
2. Air
- Masukkan air harus cukup
Untuk pertahankan fungsi ginjal
- Diuresis paksa tidak efektif
3. Keseimbangan elektrolit
- Ginjal tidak dapat mengadakan NH4+ atau H+ untuk pengasaman urin maka Kation Na banyak yang hilang.
 Perlu Diet tambahan
NaHCO3 dengan NaCl ā ½ sendok teh (1-2 gr)/tiap makan
- K harus dibatasi/ditambah tergantung kadar K serum
- Ca laktat / Ca glukonat / 2-4 gr / per oral 2-4 x/hr
- Vit D dapat diberikan
- Al(OH) 30 ml/4x/oral/hr
 penurunan hiperfosfatemia  peningkatan Ca serum  penurunan tetani
4. Terapi Anemia
- Suplemen Fe/oral  penurunan perdarahan karena uremia  anemia hipokromik mikrosistem
- Transfusi dihindari untuk cegah pembentukan antibodi
 K/P transfusi dengan leucosit  / sedikit
5. Terapi simtomatik (Nausea dan Vomitus)
 Fenotiazin/klor promazine 10-25 mg/oral atau 10-25 mg/im
6. Terapi hipertensi
 dilema terapeutik sulit
 pembatasan Na

- Berbahaya  kegagalan jantung
- Penurunan tekanan darah  perburukan fungsi ginjal dengan cepat
7. Untuk terapi dengan transplantasi ginjal perlu pertimbangan fisiologis, psikologis dan sosial

Tidak ada komentar:

Posting Komentar