Senin, 09 Agustus 2010

TUGAS KIMIA MAKANAN
_ ANALISIS LEMAK _






Disusun Oleh :
CATARINA ONI P
PO7131108049 / GIZI B




KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN GIZI
2010
Asam lemak tidak lain adalah asam alkanoat atau asam karboksilat dengan rumus kimia R-COOH or R-CO2H. Contoh yang cukup sederhana misalnya adalah H-COOH yang adalah asam format, H3C-COOH yang adalah asam asetat, H5C2-COOH yang adalah asam propionat, H7C3-COOH yang adalah asam butirat dan seterusnya mengikuti gugus alkil yang mempunyai ikatan valensi tunggal, sehingga membentuk rumus bangun alkana.
Karena berguna dalam mengenal ciri-cirinya, asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh hanya memiliki ikatan tunggal di antara atom-atom karbon penyusunnya, sementara asam lemak tak jenuh memiliki paling sedikit satu ikatan ganda di antara atom-atom karbon penyusunnya. Asam lemak merupakan asam lemah, dan dalam air terdisosiasi sebagian. Umumnya berfase cair atau padat pada suhu ruang (27° Celsius). Semakin panjang rantai C penyusunnya, semakin mudah membeku dan juga semakin sukar larut. Asam lemak jenuh bersifat lebih stabil (tidak mudah bereaksi) daripada asam lemak tak jenuh. Ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh mudah bereaksi dengan oksigen (mudah teroksidasi). Karena itu, dikenal istilah bilangan oksidasi bagi asam lemak.
Keberadaan ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh menjadikannya memiliki dua bentuk: cis dan trans. Semua asam lemak nabati alami hanya memiliki bentuk cis (dilambangkan dengan "Z", singkatan dari bahasa Jerman zusammen). Asam lemak bentuk trans (trans fatty acid, dilambangkan dengan "E", singkatan dari bahasa Jerman entgegen) hanya diproduksi oleh sisa metabolisme hewan atau dibuat secara sintetis. Akibat polarisasi atom H, asam lemak cis memiliki rantai yang melengkung. Asam lemak trans karena atom H-nya berseberangan tidak mengalami efek polarisasi yang kuat dan rantainya tetap relatif lurus.
Ketengikan (Ingg. rancidity) terjadi karena asam lemak pada suhu ruang dirombak akibat hidrolisis atau oksidasi menjadi hidrokarbon, alkanal, atau keton, serta sedikit epoksi dan alkohol (alkanol). Bau yang kurang sedap muncul akibat campuran dari berbagai produk ini.


 IDENTIFIKASI NAMA – NAMA ASAM LEMAK
Nama sistematik dibuat untuk menunjukkan banyaknya atom C yang menyusunnya (lihat asam alkanoat). Angka di depan nama menunjukkan posisi ikatan ganda setelah atom pada posisi tersebut. Contoh: asam 9-dekanoat, adalah asam dengan 10 atom C dan satu ikatan ganda setelah atom C ke-9 dari pangkal (gugus karboksil). Nama lebih lengkap diberikan dengan memberi tanda delta (Δ) di depan bilangan posisi ikatan ganda. Contoh: asam Δ9-dekanoat.
Simbol C diikuti angka menunjukkan banyaknya atom C yang menyusunnya; angka di belakang titikdua menunjukkan banyaknya ikatan ganda di antara rantai C-nya). Contoh: C18:1, berarti asam lemak berantai C sebanyak 18 dengan satu ikatan ganda.
Lambang omega (ω) menunjukkan posisi ikatan ganda dihitung dari ujung (atom C gugus metil).
Berdasarkan panjang rantai atom karbon (C), berikut sejumlah asam lemak alami (bukan sintetis) yang dikenal. Nama yang disebut lebih dahulu adalah nama sistematik dari IUPAC dan diikuti dengan nama trivialnya.
• Asam oktanoat (C8:0), asam kaprilat.
• Asam dekanoat (C10:0), asam kaprat.
• Asam dodekanoat (C12:0), asam laurat.
• Asam 9-dodekenoat (C12:1), asam lauroleinat, ω-3.
• Asam tetradekanoat (C14:0), asam miristat.
• Asam 9-tetradekenoat (C14:1), asam miristoleinat, ω-5.
• Asam heksadekanoat (C16:0), asam palmitat.
• Asam 9-heksadekenoat (C16:1), asam palmitoleinat, ω-7.
• Asam oktadekanoat (C18:0), asam stearat.
• Asam 6-oktadekenoat (C18:1), asam petroselat, ω-12.
• Asam 9-oktadekenoat (C18:1), asam oleat, ω-9.
• Asam 9-hidroksioktadekenoat (C18:1), asam ricinoleat, ω-9, OH-7.
• Asam 9,12-oktadekadienoat (C18:2), asam linoleat, ω-6, ω-9.
• Asam 9,12,15-oktadekatrienoat (C18:3), asam α-linolenat, ω-3, ω-6, ω-9.
• Asam 6,9,12-oktadekatrienoat (C18:3), asam γ-linolenat, ω-6, ω-9, ω-12.
• Asam 8,10,12-oktadekatrienoat (C18:3), asam kalendulat, ω-6, ω-8, ω-10.
• Asam 9,11,13-oktadekatrienoat (C18:3), asam α-elaeostearat, ω-7, ω-9, ω-11.
• Asam 9,11,13,15-oktadekatetraenoat (C18:4), asam α-parinarat, ω-3, ω-5, ω-7, ω-9.
• Asam eikosanoat (C20:0), asam arakidat.
• Asam 5,8,11,14-eikosatetraenoat (C20:4), asam arakidonat, ω-6, ω-9, ω-12, ω-15.
• Asam 9-eikosenoat (C20:1), asam gadoleinat, ω-11.
• Asam 11-eikosenoat (C20:1), asam eikosenat, ω-9.
• Asam dokosanoat (C22:0), asam behenat.
• Asam 13-dokosenoat (C22:1), asam erukat, ω-9.
• Asam tetrakosanoat (C24:0), asam lignoserat.
• Asam 15-tetrakosenoat (C24:1), asam nervonat, ω-9.
• Asam heksakosanoat (C26:0), asam cerotat.
 ASAM LEMAK TAK JENUH
Asam lemak merupakan sekelompok senyawa hidrokarbon yang berantai
panjang dengan gugus karboksilat pada ujungnya. Asam lemak memiliki empat peranan utama. Pertama, asam lemak merupakan unit penyusun fosfolipid dan glikolipid. Molekul-molekul amfipatik ini merupakan komponen penting bagi membran biologi.Kedua, banyak protein dimodifikasi oleh ikatan kovalen asam lemak, yang menempatkan protein-protein tersebut ke lokasi-lokasinya pada membran . Ketiga, asam lemak merupakan molekul bahan bakar.
Asam lemak disimpan dalam bentuk triasilgliserol, yang merupakan ester gliserol yang tidak bermuatan. Triasilgliserol disebut juga lemak netral atau trigliserida. Keempat, derivat asam lemak berperan sebagai hormon dan cakra intrasel
Nama asam lemak secara sistematis berasal dari nama hidrokarbon induknya dengan mensubsitusikan oat untuk akhiran a terakhir. Misalnya, asam lemak jenuh C18 disebut asam oktadekanoat sebab hidrokarbon induknya adalah oktadekana. Suatu asam lemak C18 dengan satu ikatan rangkap disebut asam okta desinoat, dengan dua ikatan rangkap disebut okta dienoat, dengan tiga ikatan rangkap ,okta trinoat. Simbol 18:0 menyatakan suatu asam lemak C18 tanpa ikatan rangkap, sedangkan 18:2 menandakan adanya dua ikatan rangkap.
Nomor atom arbon k pada asam lemak dimulai dari ujung karboksil
H3C – (CH2 )n – CH2 – CH2 – C
Asam lemak jenuh = tidak memiliki ikatan rangkap di rantai hidrokarbonnya, jadi ikatan hidrokarbonnya tunggal semua, contohnya asam stearat, C17H35COOH.

Asam lemak tak jenuh = memiliki ikatan rangkap (1 atau lebih) pada rantai hidrokarbonnya, contohnya asam oleat CH3(CH2)7CHCH(CH2)7)COOH.
Secara umum asam lemak yang tidak jenuh itu berwujud cair pada suhu ruang sedangkan asam lemak jenuh berwujud padat (bahkan pd suhu tubuh pun). Dengan demikian, ketika kita mengkonsumsi asam lemak tak jenuh, maka di dalam tubuh akan tetap berwujud cair sehingga molekul2 asam lemak tsb tidak akan mengendap, sedangkan asam lemak jenuh kemungkinan besar di dalam tubuh akan mengendap jd padat sehingga menyebabkan penyumbatan di saluran2 yang penting dan mengakibatkan timbulnya penyakit.

Daging : sumber lemak jenuh, disamping kuning telur, makanan produk susu, ASI, dan minyak kelapa

Minyak Zaitun (Olive Oil) : salah satu sumber lemak tak jenuh
Lemak Tak Jenuh
Asam lemak dengan satu atau lebih ikatan ganda (karbon dengan karbon). Asam lemak dengan ikatan ganda tunggal disebut tak jenuh tunggal; dengan dua atau lebih, disebut tak jenuh ganda. Kebanyakan minyak nabati adalah tak jenuh. Contohnya: alpukat, kacang, dan zaitun (olive).
BIOSINTESIS ASAM LEMAK TAK JENUH
Asam lemak merupakan senyawa potensil dari sejumlah besar kelas lipid di alam. Sementara dalam sistem biologi umumnya asam lemak kebanyakan terdapat menyatu dalam kompleks lipid. Asam lemak yang menyatu terdapat berupa ester, gliserol, sterol dan berbagai senyawa lainnya. Rantai hidrokarbon dari asam lemak dapat juga berikatan dengan phospogliserol melalui ikatan ether dan vinyl ether. (Weete, 1980) Secara kimiawi, senyawa lemak serupa dengan senyawa minyak. Keduanya terdiri dari asam lemak berantai panjang yang teresterifikasi oleh gugus karboksil tunggalnya menjadi hiroksil dari alkohol tiga karbon gliserol. Dengan tiga molekul asam lemak yang teresterifikasi maka lemak dan minyak sering disebut trigliserida. Sifat lemak umumnya ditentukan oleh jenis asam lemak yang dikandung-nya. Asam-asam lemak yang membentuk lemak biasanya berbeda, dan kadang dua di antaranya sama. Panjang rantai ketiga asam lemak hampir selalu sama dengan jumlah atom karbon genap sebanyak 16 dan 18. Jumlah atom karbon asam lemak biasanya paling rendah 12 dan paling banyak 20. Beberapa asam lemak termasuk asam lemak tidak jenuh karena mengandung ikatan rangkap. Titik leleh lemak dan minyak tergantung pada jumlah ikatan rangkap yang terkandung dalam tiap asam lemak. Pada setiap asam lemak minyak terdapat satu sampai tiga ikatan rangkap sehingga minyak dengan titik leleh yang cukup rendah membuatnya cair pada suhu kamar. Sedangkan lemak dengan titik leleh yang relatip lebih tinggi pada umumnya berbentuk padat pada suhu kamar karena memiliki asam lemak jenuh. (Salisbury dan Ross, 1995)
Asam lemak merupakan sekelompok senyawa hidrokarbon yang berantai panjang dengan gugus karboksilat pada ujungnya. Asam lemak memiliki empat peranan utama. Pertama, asam lemak merupakan unit penyusun fosfolipid dan glikolipid. Molekul-molekul amfipatik ini merupakan komponen penting bagi membran biologi.Kedua, banyak protein dimodifikasi oleh ikatan kovalen asam lemak, yang menempatkan protein-protein tersebut ke lokasi-lokasinya pada membran . Ketiga, asam lemak merupakan molekul bahan bakar. Asam lemak disimpan dalam bentuk triasilgliserol, yang merupakan ester gliserol yang tidak bermuatan. Triasilgliserol disebut juga lemak netral atau trigliserida. Keempat, derivat asam lemak berperan sebagai hormon dan cakra intrasel. Asam lemak tersusun dari komponen hidrofobik berupa rantai hidrokarbon dan komponen hidrofilik berupa gugus karboksil. Asam lemak disebut juga asam karboksilat, diperoleh dari hidrolisis suatu lemak atau minyak. Jenis lipid ini terdiri atas asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Umunya asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh dengan satu ikatan rangkap seperti asam oleat dapat disintesis oleh organisme tingkat tinggi dari karbohidrat. Golongan asam lemak ini disebut asam lemak nonesensial. Sedangkan asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acids) yang mempunyai lebih dari dua ikatan rangkap seperti linoleat tidak dapat disintesis oleh organisme tingkat tinggi. Golongan asam lemak ini disebut lemak esensial. Organisme tingkat tinggi seperti mamalia tidak dapat hidup tanpa asam lemak tak jenuh.Sumber asam lemak esensial banyak terdapat pada lemak mentega, minyak kelapa, biji sayuran, dan minyak hewan. Asam lemak tak jenuh ini masih dibedakan lagi menjadi dua kelompok besar yaitu Monounsaturated fatty acids (MUFAs), dimana ikatan ikatan rangkapnya hanya satu, dan Polyunsaturated fatty acids (PUFAs) dimana ikatan rangkapnya lebih dari satu. PUFAs dibedakan lagi menjadi dua bagian besar yaitu : asam lemak Omega-6 Cis dan asam lemak Omega-3 Cis (berdasarkan letak ikatan rangkapnya pada ikatan karbon nomor berapa dilihat dari gugus omega ). Anabolisme Asam Lemak
Pengubahan karbohidrat menjadi lemak memerlukan produksi asam lemak dan gliserol sebagai rangka sehingga asam teresterifikasi. Asam lemak dibentuk oleh kondensasi berganda unit asetat dari asetil CoA. Sebagian besar reaksi sintetis asam lemak terjadi hanya di kloroplas daun serta di proplastid biji dan akar. Asam lemak yang disintesis di kedua organel ini terutama adalah asam palmitat dan asam oleat. Asetil CoA yang digunakan untuk membentuk lemak di kloroplas sering dihasilkan oleh piruvat dehidrogenase dengan menggunakan piruvat yang dibentuk pada glikolisis di sitosol. Sumber lain asetil CoA pada kloroplas beberapa tumbuhan adalah asetat bebas dari mikotondria. Asetat ini diserap oleh plastid dan diubah menjadi asetil CoA, untuk digunakan membentuk asam lemak dan lipid lainnya. (Salisbury dan Ross, 1995) Pada reaksi sintesa asam lemak, enzim CoA dan protein pembawa asil (ACP) mempunyai peranan penting. Enzim-enzim ini berperan membentuk rantai asam lemak dengan menggabungkan secara bertahap satu gugus asetil turunan dari asetat dalam bentuk asetil CoA dengan sebanyak n gugus malonil turunan dari malonat dalam bentuk malonil CoA, seperti ditunjukkan pada reaksi berikut. (Weete, 1980) Sintesis asam lemak berasal dari asetil KoA yang terdapat pada sitoplasma. Reaksi awal adalah korboksilasi asetil koenzim A menjadi malonil koenzim A. Reaksi ini melibatkan HCO3- dan energi dari ATP. Reaksi pembentukan koenzim A sebenarnya terdiri atas dua reaksi sebagai berikut : Biotin
• enzim + ATP + HCO3- ↔ CO2- -- biotin
• enzim + ADP + Pi CO2--- biotin
• malonil KoA + biotin
Biotin terikat pada suatu protein yang disebut protein pengengkutan karboksilbiotin. Biotin karboksilase adalah enzim yang bekerja sebagai katalis dalam reaksi karboksilasi biotin. Reaksi kedua ialah pemindahan gugs karboksilat kepada asetil koenzim A. Katalis dalam reaksi ini adalah transkarboksilase. Pada umumnya di dalam jaringan hewan, asam palmitat dan asam stearat dipakai sebagai senyawa sumber untuk biosintesis asam lemak tak jenuh, terutama asam palmitoleat (C16:1) dan asam oleat (C18:1). Ikatan rangkap yang terjadi selalu pada posisi berbentuk cis
Reaksi pengawajenuhan ini dikatalisis oleh enzim mono-oksigenase yang terdapat di dalam retikulum endoplasma jaringan sel hati dan sel lemak, dibantu oleh adanya sistem rantai pengangkutan elektron dalam mikrosom, yaitu pengankuta elektron dari NADPH ke sitokrom. Hewan dan tumbuhan tinggi mengandung banyak asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap banyak (asam polienoat). Dalam jaringan hewan, asam lemak ini terbentuk dari 4 macam asam lemak tak jenuh; palmitoleat(9-C16:1), oleat (9-C18-:1), linoleat (9, 12, 15-C18:3). Linoleat dan linolenat adalah dua asam lemak yang tidak dapat disintesis oleh hewan mamalia dan harus didapatkan dari tumbuhan, sehingga disebut asam lemak esensial. Beberapa asam lemak tak jenuh berantai panjang yang terbentuk dari asam palmitat dalam jaringan sel hewan adalah asam cis-vasenat (11-C18:1), asam nervonat (15-C24:), dan asam likosatrienoat (5, 8, 11-C20:3).
 SUMBER - SUMBER ASAM LEMAK TAK JENUH GANDA
Lemak tak jenuh ganda yang berasal dari sayur-sayuran, termasuk minyak jagung, minyak safflower, dan minyak canola sejak lama dianggap sebagai “makanan sehat” karena kemampuannya menurunkan Kolesterol LDL (lemak “jahat”).
Tetapi studi terakhir menunjukkan adanya peningkatan risiko kardiovaskular setelah mengkonsumsi makanan tinggi lemak tak jenuh ganda. Jadi, bertentangan dengan penemuan sebelumnya, penemuan ini justru menyarankan Anda untuk menghindari lemak tak jenuh ganda.
Untuk memperpanjang usia penyimpanan makanan, lemak tak jenuh ganda yang terkandung di dalamnya akan diproses secara kimiawi dengan menambahkan hidrogen. Dari proses ini akan terjadi asam lemak trans padat, yang disebut “Lemak Franken”. Ini lah lemak yang paling berbahaya dari semua lemak.
Lemak Franken ini tidak terjadi secara alami. Lemak trans diproduksi secara komersial dengan mengubah minyak nabati menjadi shortening dan margarine sehingga menjadi padat dalam suhu kamar. Produsen makanan juga menggunakan minyak nabati yang sebagiannya ter-hidrogenasi, untuk menghancurkan asam lemak esensial tertentu, terutama asam linoleat dan linolenat, yang cenderung teroksidasi dan menyebabkan lemak berbau tengik.
French fries dan kebanyakan Fast Food lain biasanya dimasak dalam minyak ter-hidrogenasi seperti ini, yang mengandung lemak trans. Makanan panggang yang ada dipasaran seringkali mengandung lemak trans yang berperan sebagai pengawet.

Contoh salah satu makanan yang biasa dimasak dengan lemak trans
Lemak trans jelas berbahaya bagi kesehatan. Disamping itu, lemak trans ini juga menyebabkan menurunnya sensitivitas insulin dengan membuat selaput sel menjadi kaku sehingga dapat meningkatkan risiko meningatnya risiko diabetes mellitus.
 UJI KUALITATIF DAN KUANTITATIF LEMAK
a. Uji Kualitatif
Untuk pengujian lemak secara kualitatif terdapat 2 tes atau uji yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan tets “ Grase Spot “ dan tes “Sakowski”
1. Test Grase Spot
Prinsip : Lemak larut dalam pelarut lemak ( aseton, alkohol, khloroform, eter ). Bila lemak diteteskan pada kertas saring menimbulkan bercak jernih. Bila bahan makanan yang mengandung lemak di masukkan dalam eter, maka komponen lemaknya akan teriarut dalam eter.
2. Test Sakowski
Prinsip : bila asam Sulfat di tambah pada larutan kolesteroldan koloform terjadilah warna karakteristikdalam dua lapisan itu. Lapisan Khloroform menunjukkan Flurosensi hijau.
b. Uji Kuantitatif
Pengujian lemak secara kuantitatifdapat dilakukan dengan menggunakan metode Shoxhlet modifikasi Wetrull
Prinsip : Sampel di hidrolisa untuk melepaskan lemak yang terikat. Kemudian lemak diEks dengan dietil eter dalam Shoxhlet. Dietil eter diuapkan dan residu lemak dalam labu Shoxhlet ditimbang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar