Rabu, 14 Juli 2010

itp

A. Acara : Pengeringan
B. Sub Acara : Pengeringan daun-daun
C. Tujuan :
Umum =>
Mahasiswa diharapkan dapat mengawetkan daun dengan cara pengeringan
Khusus =>
1. Mahasiswa dapat menyebutkan prinsip pengawetan dengan cara pengeringan
2. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui prosedur pengeringan
3. Mahasiswa membuat daun kering dengan prosedur yang benar
4. Mahasiswa dapat menyebutkan suhu pengeringan pada umumnya

D. Prinsip :
Pengeringan daun dengan cara untuk mengurangi kadar air bahan sampai mencapai kadar tertentu sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh dan berkembang baik
E. Dasar Teori :
Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang dikandung melalui penggunaan energi panas.biasanya,kandungan air bahan tersebut dikurangi sampai batas tertentu sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh lagi didalamnya.Keuntungan pengeringan adalah bahan lebih awet dan volume bahan menjadi lebih kecil sehingga mempermudah dan menghemat ruang pengangkutan dan pengepakan,berat bahan juga semakin berkurang sehingga memudahkan transport,dengan demikian diharapkan biaya produksi jadi lebih murah.Disamping keuntungan-keuntungannya pengeringan juga mempunyai kerugian yaitu karena sifat asal bahan yang dikeringkan dapat berubah,misal bentuknya,sifat fisik dan kimianya,penurunan mutu dan sebagainya.Kerugian lain juga disebabkan beberapa bahan kering perlu pekerjaan tambahan sebelum dipakai,misalnya harus dibasahkan kembali (rehidrasi) sebelum digunakan.Agar pengeringan dapat berlangsung harus diberikan energi panas pada bshan yang dikeringkan,dan diperlukan aliran udara untuk mengalirkan uap air yang terbentuk keluar dari daerah pengeringan.Penyedotan uap air ini juga dapat dilakukan dengan cara vakum.Pengeringan dapat berlangsung dengan baik jika pemanasan terjadi pada setiap tempat dari bahan tersebut,dan uap air yang diambil dari semua permukaan bahan tersebut.faktor-faktor utama yang mempengaruhi pengeringan adalah luas benda,suhu pengeringan,aliran udara,tekanan uap diuadara,dan waktu pengeringan.




F. Alat dan bahan :
1. Daun katuk,daun seledri,daun singkong
2. Tampah
3. Pisau
4. timbangan
G. prosedur kerja :
• Sortir bahan
• Timbang bahan yang sudah disortir
• Cuci bahan sampai bersih
• Tempatkan bahan ditempat yang kering
• Jemur ditempat yang panas

H. Hasil praktikum :
Pengeringan
Bahan makanan Berat awal Berat akhir
Daun katuk 35 gr 10 gr
Daun sledri 160 gr 20 gr
Daun singkong 440 gr 110 gr

I. Pembahasan :
Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa terjadi perubahan beberapa sifat fisik sebelum dan sesudah pengeringan.Setelah diamati ternyata berat daun mengalami penurunan yang signifikan.Ini dikarenakan daun mengalami pengurangan kadar air akibat pengeringan.Terjadi perubahan warna yang disebabkan karena suhu dan aktifitas enzim.
J. Kesimpulan :
Dapat disimpulkan bahan yang sudah dikeringkan akan mengalami perubahan berat awal dan akhir.Dengan pengeringan memudahkan kita untuk menjaga bahan agar lebih awet dan volume bahan menjadi lebih kecil sehingga mempermudah dan menghemat ruang pengangkutan dan pengepakan.
K. Daftar pustaka :
HTTP://zaifbio.wordpress.com/2009/02/02/pengolahan-dan-pengawetan-bahan-makanan-serta-permasalahannya/




A. Acara : Pengeringan
B. Sub Acara : Pengeringan buah pisang raja dan pisang kepok
C. Tujuan :
Umum =>
Mahasiswa diharapkan dapat mengawetkan sayuran dan buah dengan cara pengeringan
Khusus =>
1. Mahasiswa dapat menyebutkan prinsip pengawetan dengan cara pengeringan
2. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui prosedur pengeringan
3. Mahasiswa membuat sayuran dan buah kering dengan prosedur yang benar
D. Prinsip :
Pengeringan sayur atau buah dengan cara untuk mengurangi kadar air bahan sampai mencapai kadar tertentu sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh dan berkembang baik
E. Dasar Teori
Pengeringan merupakan suatu cara untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian besar air dari suatu bahan dengan menggunakan energy panas. Keuntungan pengeringan adalah bahan menjadi lebih tahan lama disimpan dan volume bahan menjadi lebih kecil sehingga mempermudah dan menghemat ruang pengangkutan dan pengepakan. Di sisi lain, pengeringan menyebabkan sifat asli bahan mengalami perubahan, penurunan mutu dan memerlukan penanganan tambahan sebelum digunakan yaitu rehidrasi (Muchtadi 1989).
Pengeringan juga didefinisikan sebagai proses pengeluaran air dari bahan sehingga tercipta kondisi dimana kapang, jamur, dan bakteri yang menyebabkan pembusukan tidak dapat tumbuh (Henderson dan Perry, 1976). Pengeringan adalah proses pengeluaran kadar air untuk memperoleh kadar air yang aman untuk penyimpanan (Winarno et al., 1980). Tujuan Pengeringan adalah mengurangi kadar air bahan sampai batas dimana perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan terhambat atau terhenti.
Proses pengeringan yang umumnya digunakan pada bahan pangan ada dua cara yaitu pengeringan dengan penjemuran dan pengeringan dengan alat pengering. Kelemahan dari penjemuran adalah waktu pengeringan lebih lama dan lebih mudah terkontaminasi oleh kotoran atau debu sehingga dapat mengurangi mutu akhir produk yang dikeringkan. Di sisi lain, pengeringan yang dilakukan dengan menggunakan alat pengering biayanya lebih mahal, tetapi mempunyai kelebihan yaitu kondisi sanitasi lebih terkontrol sehingga kontaminasi dari debu, serangga, burung dan tikus dapat dihindari.
Selain itu pula dehidrasi dapat memperbaiki kualitas produk yang dihasilkan (Desrosier 1988). Pemilihan jenis alat dan kondisi pengering yang akan digunakan tergantung dari jenis bahan yang dikeringkan, mutu hasil akhir yang dikeringkan dan pertimbangan ekonomi, misalnya untuk bahan yang berbentuk pasta atau pure maka alat pengering yang sesuai adalah alat pengering drum, sedangkan untuk bahan yang berbentuk lempengan atau jenis bahan padatan dapat menggunakan pengering kabinet. Jenis alat pengering lainnya yang dapat digunakan untuk bahan pangan adalah pengeringan terowongan, pengering semprot, pengering fluidized bed, pengering beku dan lain-lain (Mujumdar 2000).
Efisiensi system dan alat pengeringan merupakan salah satu factor yang perlu dipertimbangkan dalam aplikasi pengeringan dan optimasinya. Efisiensi operasi pengeringan dapat dinyatakan sebagai perbandingan panas yang secara teoritis diperlukan untuk menguapkan air dengan penggunaan panas yang sebenarnya didalam alat pengering. Efisiensi tersebut berguna untuk memperlajari pendugaan atau kontruksi alat pengering dan studi perbandingan antar berbagai alat pengering yang digunakan untuk alternative.
Proses pengeringan pada bahan dimana udara panas dialirkan dapat dianggap sebagai salah satu proses adiabatis. Hal ini berarti panas yang diberikan untuk penguapan air dari bahan hanya disuplai oleh udara pengering secara konduksi atau radiasi tanpa tambahan energi dari luar.
Proses perpindahan panas terjadi karena suhu bahan lebih rendah dari suhu udara yang dialirkan disekeliling bahan. Panas yang diberikan ini akan menaikan suhu bahan dan akan menyebabkan tekanan uap air didalam bahan akan lebih tinggi dibandingkan tekanan uap air di udara sehingga terjadi perpindahan uap air dari bahan ke udara. Peristiwa perpindahan uap air ke udara ini disebut peristiwa pindah massa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan ada 2 golongan, yaitu: factor yang berhubungan dengan udara pengering (suhu, kecepatan volumetrik aliran udara pengering, dan kelembaban udara), dan faktor yang berhubungan dengan sifat bahan (ukuran bahan, kadar air awal, dan tekanan parsial dalam bahan). Bahan pangan yang dihasilkan dari produk-produk pertanian pada umumnya mengandung kadar air tinggi. Kadar air tersebut apabila masih tersimpan dan tidak dihilangkan, maka akan dapat mempengaruhi kondisi fisik bahan pangan.
Metode pengeringan pangan maupun non-pangan yang umum dilakukan antara lain adalah pengeringan matahari (Sun Drying), rumah kaca (Greenhouse), oven, iradiasi surya (Solar Drying), pengeringan beku (Freeze Drying), dan yang berkembang saat ini pengeringan menggunakan sinar infra merah. Pangan dapat dikeringkan dengan beberapa cara yaitu menggunakan matahari, oven, atau microwave. Pengeringan merupakan metode pengawetan yang membutuhkan energy dan biaya yang cukup tinggi, kecuali pengeringan matahari (Sun Drying) (Hughes dan Willenberg, 1994)
Pengeringan Matahari (Sun Drying)
Pengeringan matahari (sun drying) merupakan salah satu metode pengeringan tradisional karena menggunakan panas langsung dari matahari dan pergerakan udara lingkungan. Pengeringan ini mempunyai laju yang lambat dan memerlukan perhatian lebih. Bahan harus dilindungi dari serangan serangga dan ditutupi pada malam hari. Selain itu pengeringan matahari sangat rentan terhadap resiko kontaminasi lingkungan, sehingga pengeringan sebaiknya jauh dari jalan raya atau udara yang kotor (Toftgruben, 1977)
Pengeringan Rumah Kaca (Greenhouse)
Pengering efek rumah kaca adalah alat pengering berenergi surya yang memanfaatkan efek rumah kaca yang terjadi karena adanya penutup transparan pada dinding bangunan serta plat absorber sebagai pengumpul panas untuk menaikkan suhu udara ruang pengering. Lapisan transparan memungkinkan radiasi gelombang pendek dari matahari masuk ke dalam dan mengenai elemen-elemen bangunan. Hal ini menyebabkan radiasi gelombang pendek yang terpantul berubah menjadi gelombang panjang dan terperangkap dalam bangunan karena tidak dapat menembus penutup transparan sehingga menyebabkan suhu menjadi tinggi. Proses inilah yang dinamakan efek rumah kaca. (Kamaruddin et al., 1996)
Pengeringan Oven
Pengeringan oven (Oven Drying) untuk produk pangan membutuhkan sedikit biaya investasi, dapat melindungi pangan dari serangan serangga dan debu, dan tidak tergantung pada cuaca.
Pengeringan Iradiasi Surya (Solar Drying)
Solar drying merupakan modifikasi dari sun drying yang menggunakan kolektor sinar matahari yang didesain khusus dengan ventilasi untuk keluarnya uap air (Hughes dan Willenberg, 1994). Energi matahari dikumpulkan menggunakan pengumpul energi yang berupa piringan tipis (flat plate) yang biasanya terbuat dari plastik transparan (Bala,1997).
Pengeringan Beku (Freeze Drying)
Pengeringan beku merupakan salah satu cara dalam pengeringan produk pangan. Tahap awal produk pangan dibekukan kemudian diperlakukan dengan suatu proses pemanasan ringan dalam suatu lemari hampa udara. Kristal-kristal es yang terbentuk selama tahap pembekuan akan menyublim jika dipanaskan pada tekanan hampa udara yaitu berubah bentuk dari es menjadi uap tanpa melewati fase cair (Gaman dan Sherrington, 1981).

F. Alat dan bahan :
1. Pisang kepok
2. Pisang raja
3. Pisau
4. Talenan
5. Timbangan
6. Nampan
G. prosedur kerja :
• Bersihkan bahan dari kotoran dengan cara dikupas
• Potong bahan sesuai dengan yang dikehendaki
• Letakkan atau susu dalam nampan
• Keringkan dengan sinar matahari atau oven

H. Hasil praktikum :
Pengeringan
Bahan makanan berat warna aroma Tekstur
Pisang raja putih pisang Empuk
Pisang kepok 470 gr Putih kecoklatan Khas pisang Renyah,mudah dipatahkan



I. Pembahasan :
Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa terjadi perubahan beberapa sifat fisik sebelum dan sesudah pengeringan.Setelah diamati ternyata berat pisang mengalami penurunan.Dari menjadi 470 gram.Ini dikarenakan pisang mengalami pengurangan kadar air akibat pengeringan.Terjadi perubahan warna yang disebabkan karena suhu dan aktifitas enzim.Pisang juga dipotong tipis-tipis agar cepat kering,sehingga setelah dikeringkan didapat tekstur pisang yang renyah dan mudah dipatahkan.
J. Kesimpulan :
Dapat disimpulkan bahan yang sudah dikeringkan akan mengalami perubahan berat awal dan akhir.Dengan pengeringan memudahkan kita untuk menjaga bahan agar lebih awet dan volume bahan menjadi lebih kecil sehingga mempermudah dan menghemat ruang pengangkutan dan pengepakan.
K. Daftar pustaka :
http://btagallery.blogspot.com/2010/06/optimasi-proses-pengeringan-bahan.html
















A. Acara : Pengeringan sayuran dan buah
B. Sub Acara : Pengeringan kentang
C. Tujuan :
Umum =>
Mahasiswa diharapkan dapat mengawetkan sayuran dengan cara pengeringan
Khusus =>
1. Mahasiswa dapat menyebutkan prinsip pengawetan dengan cara pengeringan
2. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui prosedur pengeringan
3. Mahasiswa membuat sayuran dan buah kering dengan prosedur yang benar
4. Mahasiswa dapat menyebutkan suhu pengeringan pada umumnya

D. Prinsip :
Pengeringan sayuran dan buah dengan cara untuk mengurangi kadar air bahan sampai mencapai kadar tertentu sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh dan berkembang baik
E. Dasar Teori :
• Mikroorganisme pembusuk dapat berkembang baik apabila nutrisi,suhu,kadar air.dan kelembaban media cocok untuk pertumbuhannya.
• Bahan makanan seperti sayuran dan buah mentah dapat diawetkan dengan cara untuk mengurangi kadar air bahan sampai mencapai kadar tertentu sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh dan berkembang baik
• Sayur-sayuran atau buah-buahan yang dikeringkan sering menjadi coklat karena terjadi reaksi pencoklatan.Reaksi ini karena adanya aktifitas enzim pencoklatan dengan adanya oksigen.Untuk menghindari terjadinya reaksi pencoklatan perlu persiapan sebelum pengeringan.Reaksi pencoklatan dapat dihindari dengan cara memblansir atau merendam dalam larutan sulfur.
• Pengeringan dapat dilakukan dengan menjemur dibawah sinar matahari atau oven
• Suhu pengeringan yang baik untuk proses pengeringan adalah 43-46°C.Temperatur yang tepat pada setiap bahan tergantung pada sifat dari bahan dan cara pengeringan.
• Lama pengeringan tergantung pada kekeringan produk yang dikehendaki.Kualitas produk yang kering dapat dicapai apabila pengeringan dilakukan dengan cepat




F. Alat dan bahan :
1. Kentang 1 kg
2. Natrium bisulfit 0,25 %
3. Pisau
4. Talenan
5. Timbangan
6. Baskom
7. Tambir

G. prosedur kerja :
• Timbang berat kotor kentang setelah dibersihkan
• Kupas kulit kentang kemudian timbang berat bersihnya
• Potong/iris kentang setipis mungkin sambil direndam air,dengan pola memotong menghasilkan permukaan yang paling luas
• Rendam irisan kentang dengan Natrium bisulfit 0,25 % selama 30 menit
• Setelah 30 menit,tiriskan kentang kemudian tata diatas tambir/tampah (jangan sampai menumpuk)
• Keringkan dengan sinar matahari atau oven

H. Hasil praktikum :
Pengeringan
waktu berat warna aroma tekstur Keterangan
awal 900 gram Putih kekuningan Khas kentang Lembut,rata Direndam dengan larutan natrium bisulfit
2 minggu 65 gram Putih kecoklatan - Agak kasar,pinggir bergelembung

Rendemen : berat akhir X 100%
Berat awal



I. Pembahasan :
Sebelum pengeringan kentang yang telah dikupas tidak mengalami “browning” (pencoklatan)sebab direndam dengan larutan air dan natrium bisulfit 0,25%.Dengan perendaman ini dapat mencegah enzim bereaksi dengan udara,sehingga tidak timbul warna coklat pada kentang.
Pada proses pengeringan,kentang ditata sendiri-sendiri tidak berjajar-jajar agar permukaan kentnga terkena sinar matahari seluruhnya sehingga dapat mempercepat proses pengeringan
Setelah dijemur kentang menjadi mengkerut (menyusut).Ini dikarenakan kadar air peda kentang telah banyak berkurang setelah penjemuran.potongan kentang yang warna pinggiranya coklat-coklat.Ini mungkin disebabkan pengirisan yang sedikit tebal membuat natrium bisulfit tidak meresap dengan baik kedalam kentang,sehingga pada saat penjemuran terjadi “browning” pada kentang.
J. Kesimpulan :
Dapat disimpulkan bahan yang sudah dikeringkan akan mengalami perubahan berat awal dan akhir.Dengan pengeringan memudahkan kita untuk menjaga bahan agar lebih awet dan volume bahan menjadi lebih kecil sehingga mempermudah dan menghemat ruang pengangkutan dan pengepakan. Pencoklatan atau reaksi “browning” dapat dihambat dengan perendaman menggunakan natrium bisulfit 0,25%.

K. Daftar pustaka :
Sanali,lanita,dkk 1996 buku pegangan praktek ilmu teknologi pangan.jakarta:Bagian proyek pendidikan akademi gizi jakarta.









A. Acara : Pengeringan
B. Sub Acara : Pengeringan singkong dan ubi ungu
C. Tujuan :
Umum =>
Mahasiswa diharapkan dapat mengawetkan sayuran dan buah dengan cara pengeringan
Khusus =>
1. Mahasiswa dapat menyebutkan prinsip pengawetan dengan cara pengeringan
2. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui prosedur pengeringan
3. Mahasiswa membuat sayuran dan buah kering dengan prosedur yang benar
4. Menyebutkan suhu pengeringan pada umumnya
D. Prinsip :
Pengeringan sayur atau buah dengan cara untuk mengurangi kadar air bahan sampai mencapai kadar tertentu sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh dan berkembang baik
E.Dasar Teori
Pengeringan adalah proses pemindahan panas dan uap air secara simultan, yang memerlukan energi panas untuk menguapkan kandungan air yang dipindahkan dari permukaan bahan, yang dikeringkan oleh media pengering yang biasanya berupa panas.
Tujuan pengeringan adalah mengurangi kadar air bahan sampai batas dimana perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan terhambat atau terhenti. Dengan demikian bahan yang dikeringkan dapat mempunyai waktu simpan yang lebih lama.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan ada 2 golongan, yaitu:
- Faktor yang berhubungan dengan udara pengering.Yang termasuk dalam golongan ini adalah suhu, kecepatan volumetrik aliran udara pengering, dan kelembaban udara.
-Faktor yang berhubungan dengan sifat bahan.
Yang termasuk dalam golongan ini adalah ukuran bahan, kadar air awal, dan tekanan parsial dalam bahan.

Bahan pangan yang dihasilkan dari produk-produk pertanian pada umumnya mengandung kadar air. Kadar air tersebut apabila masih tersimpan dan tidak dihilangkan, maka akan dapat mempengaruhi kondisi fisik bahan pangan. Contohnya, akan terjadi pembusukan dan penurunan kualitas akibat masih adanya kadar air yang terkandung dalam bahan tersebut. Pembusukan terjadi akibat dari penyerapan enzim yang terdapat dalam bahan pangan oleh jasad renik yang tumbuh dan berkembang biak dengan bantuan media kadar air dalam bahan pangan tersebut.
Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan adanya suatu proses penghilangan atau pengurangan kadar air yang terdapat dalam bahan pangan sehingga terhindar dari pembusukan ataupun penurunan kualitas bahan pangan. Salah satu cara sederhananya adalah dengan melalui proses pengeringan. Pengeringan merupakan tahap awal dari adanya pengawetan.

Dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air menuju udara karena adanya perbedaan kandungan uap air antara udara dengan bahan yang dikeringkan. Tujuan pengeringan antara lain agar produk dapat disimpan lebih lama, mempertahankan daya fisiologi biji-bijian/benih, mendapatkan kualitas yang lebih baik. (Gunarif Taib, 1988)
Proses pengeringan tebagi dalam tiga kategori, yaitu:
Pengeringan udara dan pengeringan yang berhubungan langsung di bawah tekanan atmosfir.
Dalam hal ini panas dipindahkan menembus bahan pangan, bik dari udara maupun permukaan yang dipanaskan. Uap air dipindahkan dengan udara.
Pengeringan hampa udara.
Keuntungan dalam pengeringan hampa udara didasarkan pada kenyataan bahwa penguapan air terjadi lebih cepat pada tekanan rendah daripada tekanan tinggi. Panas yang dipindahkan dalam pengeringan hampa udara pada umumnya secara konduksi, kadang-kadang secara pemancaran.
Pengeringan beku.
Pada pengeringan beku, uap air disublimasikan keluar dari bahan pangan beku. Struktur bahan pangan dipertahankan dengan baik pada kondisi ini. Suhu dan tekanan yang sesuai harus dipersiapkan dalam alat pengering untuk menjamin terjadinya proses sublimasi. (Earle, 1969)

F. Alat dan bahan :
1. Singkong
2. Ubi ungu
3. Pisau
4. Talenan
5. Timbangan
6. Baki
G. prosedur kerja :
• Bersihkan bahan dari kotoran dengan cara dikupas
• Potong bahan sesuai dengan yang dikehendaki
• Letakkan atau susun diatas baki
• Keringkan dengan sinar matahari atau oven

H. Hasil praktikum :
Pengeringan
Bahan makanan Berat (kg) warna aroma Tekstur
kotor bersih
Singkong 1,84 1,5 putih Segar keras
Ubi ungu 1,6 1,46 Ungu Segar keras




Setelah dekeringkan (2 minggu )
Bahan makanan Berat (gr) warna aroma Tekstur
Singkong 325 Putih kekuningan - renyah
Ubi ungu 540 Ungu keputihan - Renyah


I. Pembahasan :
Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa setelah pengeringan berlangsung perubahan warna pada singkong dan ubi ungu tidak jauh berbeda dengan warna aslinya.Warna singkong menjadi putih kekuningan dan ubi ungu menjadi ungu keputihan
Warna singkong jadi putih kekuningan karena tidak dilakukan perendaman dalam larutan sulfur.Demikian pula pada ubi ungu,warna ungunya jadi lebih kusam/pudar.Selain itu,pengeringan yang baik adalah dengan alat kusus bukan sinar matahari.Sinar matahari baik jika panas terus sehingga cepat kering,tetapi jika cuaca mendung pengeringan dapat tertunda.Oleh karena itu sebaiknya pengeringan dilakukan dengan alat pengering selain bahan yang dikeringkan cepat kering,bahan juga terhindar kontaminasi dari udara luar.
J. Kesimpulan :

K. Daftar pustaka :
http://naynienay.wordpress.com/2007/12/01/pengeringan-cabinet-dryer/









A. Acara : Pengeringan
B. Sub Acara : Pengeringan daun katuk,daun singkong ,daun seledri
C. Tujuan :
Umum =>
Mahasiswa diharapkan dapat mengawetkan sayuran dengan cara pengeringan
Khusus =>
1. Mahasiswa dapat menyebutkan prinsip pengawetan dengan cara pengeringan
2. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui prosedur pengeringan
3. Mahasiswa membuat daun kering dengan prosedur yang benar

D. Prinsip :
Pengeringan daun dengan cara untuk mengurangi kadar air bahan sampai mencapai kadar tertentu sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh dan berkembang baik
E. Dasar Teori :
Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang dikandung melalui penggunaan energi panas.biasanya,kandungan air bahan tersebut dikurangi sampai batas tertentu sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh lagi didalamnya.Keuntungan pengeringan adalah bahan lebih awet dan volume bahan menjadi lebih kecil sehingga mempermudah dan menghemat ruang pengangkutan dan pengepakan,berat bahan juga semakin berkurang sehingga memudahkan transport,dengan demikian diharapkan biaya produksi jadi lebih murah.Disamping keuntungan-keuntungannya pengeringan juga mempunyai kerugian yaitu karena sifat asal bahan yang dikeringkan dapat berubah,misal bentuknya,sifat fisik dan kimianya,penurunan mutu dan sebagainya.Kerugian lain juga disebabkan beberapa bahan kering perlu pekerjaan tambahan sebelum dipakai,misalnya harus dibasahkan kembali (rehidrasi) sebelum digunakan.Agar pengeringan dapat berlangsung harus diberikan energi panas pada bshan yang dikeringkan,dan diperlukan aliran udara untuk mengalirkan uap air yang terbentuk keluar dari daerah pengeringan.Penyedotan uap air ini juga dapat dilakukan dengan cara vakum.Pengeringan dapat berlangsung dengan baik jika pemanasan terjadi pada setiap tempat dari bahan tersebut,dan uap air yang diambil dari semua permukaan bahan tersebut.faktor-faktor utama yang mempengaruhi pengeringan adalah luas benda,suhu pengeringan,aliran udara,tekanan uap diuadara,dan waktu pengeringan.




F. Alat dan bahan :
1. Daun katuk,daun seledri,daun singkong
2. Tampah
3. Pisau
4. timbangan
5. Kompor
6. Panci
7. Serok
8. Baki plastik
9. saringan
G. prosedur kerja :
• Membersihkan bahan dari kotoran
• Memisahkan daun dari batangnya
• Timbang bahan yang sudah disortir
• Cuci bahan sampai bersih
• Merebus bahan dalam panci 2-3 menit
• Menyusun bahan pada tampah dengan cara direntangkan
• Menjemur bahan diteik sinar matahari
• Setelah kering bahan dihancurkan hingga menyerupai tepung
• Melakukan pengamatan fisik dan menimbang berat akhir

H. Hasil praktikum :
Pengeringan
Bahan Berat (gram) Kesegaran Perubahan warna Tekstur Aroma
awal akhir segar Tidak segar awal Akhir awal Akhir segar Tidak segar
Daun singkong 350 157 ++ ++++ Hijau tua Hijau kusam (++) Lunak Agak kasar
(+++) ++ +++
Daun seledri 103 56 +++ ++ Hijau tua Hijau tua agak kusam Lunak Agak kasar
(++) +++ ++
Daun katuk 30 16 + ++ hijau Hijau tua kusam lunak Agak kasar
(+) + ++

I. Pembahasan :
Pada pengeringan ketiga bahan tersebut terjadi perubahan warna,kesegaran,tekstur,aroma dan berat.Namun pada daun katuk pengeringan lebih cepat dibandingkan daun singkong dan seledri,hal ini disebabkan luas permukaak daun katuk lebih kecil dan tipis serta komposisi bahan yang sedikit sehingga mempermudah bahan mengalami pengeringan.Pengeringan lebih banyak terjadi pada daun katuk hal itu terkait dengan pengeluaran air sayuran tipis dan tebal
Berdasarkan pengamatan ketiga bahan tersebut mengalami kekusaman yang disebabkan ketidak mampuan bahan memantulkan,menyebarkan,menyerap dan meneruskan sinar sehingga merubah warna bahan.Daun singkong tampak mengalami perubahan warna yang mencolok (sangat kusam) dibandingkan yang lainnya.Selain itu perubahan warna dapat terjadi juga karena reaksi browning enzimatis maupun non enzimatis.
J. Kesimpulan :
Dapat disimpulkan bahan yang sudah dikeringkan akan mengalami perubahan berat awal dan akhir.Dengan pengeringan memudahkan kita untuk menjaga bahan agar lebih awet dan volume bahan menjadi lebih kecil sehingga mempermudah dan menghemat ruang pengangkutan dan pengepakan.Pada daun katuk pengeringan lebih cepat karena komposisi (konsentrasi) bahan lebih sedikit.
K. Daftar pustaka :
HTTP://zaifbio.wordpress.com/2009/02/02/pengolahan-dan-pengawetan-bahan-makanan-serta-permasalahannya/

A. Acara : Pengeringan
B. Sub Acara : Pengeringan buah pisang raja dan pisang kepok
C. Tujuan :
Umum =>
Mahasiswa diharapkan dapat mengawetkan sayuran dan buah dengan cara pengeringan
Khusus =>
1. Mahasiswa dapat menyebutkan prinsip pengawetan dengan cara pengeringan
2. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui prosedur pengeringan
3. Mahasiswa membuat sayuran dan buah kering dengan prosedur yang benar
D. Prinsip :
Pengeringan sayur atau buah dengan cara untuk mengurangi kadar air bahan sampai mencapai kadar tertentu sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh dan berkembang baik
E. Dasar Teori
Pengeringan merupakan suatu cara untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian besar air dari suatu bahan dengan menggunakan energy panas. Keuntungan pengeringan adalah bahan menjadi lebih tahan lama disimpan dan volume bahan menjadi lebih kecil sehingga mempermudah dan menghemat ruang pengangkutan dan pengepakan. Di sisi lain, pengeringan menyebabkan sifat asli bahan mengalami perubahan, penurunan mutu dan memerlukan penanganan tambahan sebelum digunakan yaitu rehidrasi (Muchtadi 1989).
Pengeringan juga didefinisikan sebagai proses pengeluaran air dari bahan sehingga tercipta kondisi dimana kapang, jamur, dan bakteri yang menyebabkan pembusukan tidak dapat tumbuh (Henderson dan Perry, 1976). Pengeringan adalah proses pengeluaran kadar air untuk memperoleh kadar air yang aman untuk penyimpanan (Winarno et al., 1980). Tujuan Pengeringan adalah mengurangi kadar air bahan sampai batas dimana perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan terhambat atau terhenti.
Proses pengeringan yang umumnya digunakan pada bahan pangan ada dua cara yaitu pengeringan dengan penjemuran dan pengeringan dengan alat pengering. Kelemahan dari penjemuran adalah waktu pengeringan lebih lama dan lebih mudah terkontaminasi oleh kotoran atau debu sehingga dapat mengurangi mutu akhir produk yang dikeringkan. Di sisi lain, pengeringan yang dilakukan dengan menggunakan alat pengering biayanya lebih mahal, tetapi mempunyai kelebihan yaitu kondisi sanitasi lebih terkontrol sehingga kontaminasi dari debu, serangga, burung dan tikus dapat dihindari.
Selain itu pula dehidrasi dapat memperbaiki kualitas produk yang dihasilkan (Desrosier 1988). Pemilihan jenis alat dan kondisi pengering yang akan digunakan tergantung dari jenis bahan yang dikeringkan, mutu hasil akhir yang dikeringkan dan pertimbangan ekonomi, misalnya untuk bahan yang berbentuk pasta atau pure maka alat pengering yang sesuai adalah alat pengering drum, sedangkan untuk bahan yang berbentuk lempengan atau jenis bahan padatan dapat menggunakan pengering kabinet. Jenis alat pengering lainnya yang dapat digunakan untuk bahan pangan adalah pengeringan terowongan, pengering semprot, pengering fluidized bed, pengering beku dan lain-lain (Mujumdar 2000).
Efisiensi system dan alat pengeringan merupakan salah satu factor yang perlu dipertimbangkan dalam aplikasi pengeringan dan optimasinya. Efisiensi operasi pengeringan dapat dinyatakan sebagai perbandingan panas yang secara teoritis diperlukan untuk menguapkan air dengan penggunaan panas yang sebenarnya didalam alat pengering. Efisiensi tersebut berguna untuk memperlajari pendugaan atau kontruksi alat pengering dan studi perbandingan antar berbagai alat pengering yang digunakan untuk alternative.
Proses pengeringan pada bahan dimana udara panas dialirkan dapat dianggap sebagai salah satu proses adiabatis. Hal ini berarti panas yang diberikan untuk penguapan air dari bahan hanya disuplai oleh udara pengering secara konduksi atau radiasi tanpa tambahan energi dari luar.
Proses perpindahan panas terjadi karena suhu bahan lebih rendah dari suhu udara yang dialirkan disekeliling bahan. Panas yang diberikan ini akan menaikan suhu bahan dan akan menyebabkan tekanan uap air didalam bahan akan lebih tinggi dibandingkan tekanan uap air di udara sehingga terjadi perpindahan uap air dari bahan ke udara. Peristiwa perpindahan uap air ke udara ini disebut peristiwa pindah massa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan ada 2 golongan, yaitu: factor yang berhubungan dengan udara pengering (suhu, kecepatan volumetrik aliran udara pengering, dan kelembaban udara), dan faktor yang berhubungan dengan sifat bahan (ukuran bahan, kadar air awal, dan tekanan parsial dalam bahan). Bahan pangan yang dihasilkan dari produk-produk pertanian pada umumnya mengandung kadar air tinggi. Kadar air tersebut apabila masih tersimpan dan tidak dihilangkan, maka akan dapat mempengaruhi kondisi fisik bahan pangan.
Metode pengeringan pangan maupun non-pangan yang umum dilakukan antara lain adalah pengeringan matahari (Sun Drying), rumah kaca (Greenhouse), oven, iradiasi surya (Solar Drying), pengeringan beku (Freeze Drying), dan yang berkembang saat ini pengeringan menggunakan sinar infra merah. Pangan dapat dikeringkan dengan beberapa cara yaitu menggunakan matahari, oven, atau microwave. Pengeringan merupakan metode pengawetan yang membutuhkan energy dan biaya yang cukup tinggi, kecuali pengeringan matahari (Sun Drying) (Hughes dan Willenberg, 1994)
Pengeringan Matahari (Sun Drying)
Pengeringan matahari (sun drying) merupakan salah satu metode pengeringan tradisional karena menggunakan panas langsung dari matahari dan pergerakan udara lingkungan. Pengeringan ini mempunyai laju yang lambat dan memerlukan perhatian lebih. Bahan harus dilindungi dari serangan serangga dan ditutupi pada malam hari. Selain itu pengeringan matahari sangat rentan terhadap resiko kontaminasi lingkungan, sehingga pengeringan sebaiknya jauh dari jalan raya atau udara yang kotor (Toftgruben, 1977)
Pengeringan Rumah Kaca (Greenhouse)
Pengering efek rumah kaca adalah alat pengering berenergi surya yang memanfaatkan efek rumah kaca yang terjadi karena adanya penutup transparan pada dinding bangunan serta plat absorber sebagai pengumpul panas untuk menaikkan suhu udara ruang pengering. Lapisan transparan memungkinkan radiasi gelombang pendek dari matahari masuk ke dalam dan mengenai elemen-elemen bangunan. Hal ini menyebabkan radiasi gelombang pendek yang terpantul berubah menjadi gelombang panjang dan terperangkap dalam bangunan karena tidak dapat menembus penutup transparan sehingga menyebabkan suhu menjadi tinggi. Proses inilah yang dinamakan efek rumah kaca. (Kamaruddin et al., 1996)
Pengeringan Oven
Pengeringan oven (Oven Drying) untuk produk pangan membutuhkan sedikit biaya investasi, dapat melindungi pangan dari serangan serangga dan debu, dan tidak tergantung pada cuaca.
Pengeringan Iradiasi Surya (Solar Drying)
Solar drying merupakan modifikasi dari sun drying yang menggunakan kolektor sinar matahari yang didesain khusus dengan ventilasi untuk keluarnya uap air (Hughes dan Willenberg, 1994). Energi matahari dikumpulkan menggunakan pengumpul energi yang berupa piringan tipis (flat plate) yang biasanya terbuat dari plastik transparan (Bala,1997).
Pengeringan Beku (Freeze Drying)
Pengeringan beku merupakan salah satu cara dalam pengeringan produk pangan. Tahap awal produk pangan dibekukan kemudian diperlakukan dengan suatu proses pemanasan ringan dalam suatu lemari hampa udara. Kristal-kristal es yang terbentuk selama tahap pembekuan akan menyublim jika dipanaskan pada tekanan hampa udara yaitu berubah bentuk dari es menjadi uap tanpa melewati fase cair (Gaman dan Sherrington, 1981).
F. Alat dan bahan :
1. Pisang kepok
2. Pisang raja
3. Pisau
4. Talenan
5. Timbangan
6. Nampan
7. Larutan bisulfit
G. prosedur kerja :
• Bersihkan bahan dari kotoran dengan cara dikupas
• Potong bahan sesuai dengan yang dikehendaki
• Rendam bahan dengan larutan bisulfit 50% selama 10 menit
• Tiriskan bahan
• Letakkan atau susu dalam nampan
• Keringkan dengan sinar matahari atau oven

H. Hasil praktikum :
Pengeringan
Pisang kepok Pisang raja
awal akhir awal akhir
Berat 770 gram 250 (brjamur 200 gram) 1230 gram 450 gram
Warna putih Kuning pucat putih Putih tulang kecoklatan
Aroma Bau getah - Bau getah -
Rasa asem - Asem -
Kenampakan bergetah Berjamur,kering Bergetah Tidak berjamur

I. Pembahasan :
Mikroorganisme pembusuk dapat berkembang baik apabila nutrisi,suhu,kadar air.dan kelembaban media cocok untuk pertumbuhannya.Bahan makanan seperti sayuran dan buah mentah dapat diawetkan dengan cara untuk mengurangi kadar air bahan sampai mencapai kadar tertentu sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh dan berkembang baik
Sayur-sayuran atau buah-buahan yang dikeringkan sering menjadi coklat karena terjadi reaksi pencoklatan.Reaksi ini karena adanya aktifitas enzim pencoklatan dengan adanya oksigen.Untuk menghindari terjadinya reaksi pencoklatan perlu persiapan sebelum pengeringan.Reaksi pencoklatan dapat dihindari dengan cara memblansir atau merendam dalam larutan bisulfit.Pengeringan dapat dilakukan dengan menjemur dibawah sinar matahari atau ovenLama pengeringan tergantung pada kekeringan produk yang dikehendaki.Kualitas produk yang kering dapat dicapai apabila pengeringan dilakukan dengan cepat.Untuk proses pengeringan kurang lebih 2 minggu.Karena menggunakan sinar matahari jadi proses yang diperoleh tidak maksimal,jadi hasil yang diperoleh berjamur untuk pisang kepok
J. Kesimpulan :



K. Daftar pustaka :
http://btagallery.blogspot.com/2010/06/optimasi-proses-pengeringan-bahan.html


A. Acara : Pengeringan sayuran dan buah
B. Sub Acara : Pengeringan kentang dan wortel dengan perlakuan
C. Tujuan :
Umum =>
Mahasiswa diharapkan dapat mengawetkan sayuran dengan cara pengeringan
Khusus =>
1. Mahasiswa dapat menyebutkan prinsip pengawetan dengan cara pengeringan
2. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui prosedur pengeringan
3. Mahasiswa membuat sayuran dan buah kering dengan prosedur yang benar
4. Mahasiswa dapat menyebutkan suhu pengeringan pada umumnya

D. Prinsip :
Pengeringan sayuran dan buah dengan cara untuk mengurangi kadar air bahan sampai mencapai kadar tertentu sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh dan berkembang baik
E. Dasar Teori
• Mikroorganisme pembusuk dapat berkembang baik apabila nutrisi,suhu,kadar air.dan kelembaban media cocok untuk pertumbuhannya.
• Bahan makanan seperti sayuran dan buah mentah dapat diawetkan dengan cara untuk mengurangi kadar air bahan sampai mencapai kadar tertentu sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh dan berkembang baik
• Sayur-sayuran atau buah-buahan yang dikeringkan sering menjadi coklat karena terjadi reaksi pencoklatan.Reaksi ini karena adanya aktifitas enzim pencoklatan dengan adanya oksigen.Untuk menghindari terjadinya reaksi pencoklatan perlu persiapan sebelum pengeringan.Reaksi pencoklatan dapat dihindari dengan cara memblansir atau merendam dalam larutan sulfur.
• Pengeringan dapat dilakukan dengan menjemur dibawah sinar matahari atau oven
• Suhu pengeringan yang baik untuk proses pengeringan adalah 43-46°C.Temperatur yang tepat pada setiap bahan tergantung pada sifat dari bahan dan cara pengeringan.
• Lama pengeringan tergantung pada kekeringan produk yang dikehendaki.Kualitas produk yang kering dapat dicapai apabila pengeringan dilakukan dengan cepat



F. Alat dan bahan :
1. Kentang dan wortel
2. Natrium bisulfit 0,25 %
3. Pisau
4. Talenan
5. Timbangan
6. Baskom
7. Tambir
8. Tampah
9. Serok
10. Air
G. prosedur kerja :
• Kupas kulit kentang kemudian kemudian rendam dalam air agar tidak terjadi browning
• Timbang kentang dan wortel
• Potong/iris kentang setipis mungkin sambil direndam air lagi
• Rendam irisan kentang dengan Natrium bisulfit 0,25 % selama 10 menit
• Setelah 10 menit,tiriskan kentang kemudian tata diatas tambir/tampah (jangan sampai menumpuk)
• Keringkan dengan sinar matahari atau oven

H. Hasil pengamatan :

Pada pengeringan kentang dan wortel dengan perlakuan terjadi kegagalan karena pada kentang dan wortel tumbuh jamur dan kapang.Hal ini ditandai dengan perubahan warna pada kentang dan jamur menjadi warna hitam.
I. Pembahasan :
Pada pengeringan kentang dan wortel dengan perlakuan terjadi kegagalan karena pada kentang dan wortel tumbuh jamur dan kapang.Hal ini dikarenakan penyimpanan yang salah,seharusnya disimpan dalam almari pengering dengan suhu pengeringan yang stabil.Namun dalam percobaan ini,bahan diletakkan pada suhu ruang sehingga kapang dan jamur dapat tumbuh bebas.Setelah itu,karena penjemuran dilakukan dibawah sinar matahari mungkin bahan didalam belum kering,Namun bagian luar sudah kering,Hingga menyebabkan air yang ada didalam bahan tidak bisa keluar,Hal itu juga dapat menyebabkan jamur dapat tumbuh.Mungkin kegagalan tersebut karena kesalahan praktikan yang kurang rajin dalam mengecek/melakukan penjemuran bahan.
J. Kesimpulan :
Pengeringan kentang dan wortel sebaiknya dilakukkan ditempat yang bersih,bebas dari kontaminan organisme dan disimpan dalam tempat pengeringan dengan suhu yang telah diatur secara optimum.Karena dilihat dari fakta praktikum pengeringan gagal,Disebabkan panas sinar matahari yang tidak maksimal dan banyaknya kontaminan.
K. Daftar pustaka :
Sanali,lanita,dkk 1996 buku pegangan praktek ilmu teknologi pangan.jakarta:Bagian proyek pendidikan akademi gizi jakarta.









A. Acara : Pengeringan
B. Sub Acara : Pengeringan singkong dan ubi ungu
C. Tujuan :
Umum =>
Mahasiswa diharapkan dapat mengawetkan sayuran dan buah dengan cara pengeringan
Khusus =>
1. Mahasiswa dapat menyebutkan prinsip pengawetan dengan cara pengeringan
2. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui prosedur pengeringan
3. Mahasiswa membuat sayuran dan buah kering dengan prosedur yang benar
4. Menyebutkan suhu pengeringan pada umumnya
D. Prinsip :
Pengeringan sayur atau buah dengan cara untuk mengurangi kadar air bahan sampai mencapai kadar tertentu sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh dan berkembang baik
E. Dasar Teori
Pengeringan adalah proses pemindahan panas dan uap air secara simultan, yang memerlukan energi panas untuk menguapkan kandungan air yang dipindahkan dari permukaan bahan, yang dikeringkan oleh media pengering yang biasanya berupa panas.
Tujuan pengeringan adalah mengurangi kadar air bahan sampai batas dimana perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan terhambat atau terhenti. Dengan demikian bahan yang dikeringkan dapat mempunyai waktu simpan yang lebih lama.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan ada 2 golongan, yaitu:
- Faktor yang berhubungan dengan udara pengering.Yang termasuk dalam golongan ini adalah suhu, kecepatan volumetrik aliran udara pengering, dan kelembaban udara.
-Faktor yang berhubungan dengan sifat bahan.
Yang termasuk dalam golongan ini adalah ukuran bahan, kadar air awal, dan tekanan parsial dalam bahan.

Bahan pangan yang dihasilkan dari produk-produk pertanian pada umumnya mengandung kadar air. Kadar air tersebut apabila masih tersimpan dan tidak dihilangkan, maka akan dapat mempengaruhi kondisi fisik bahan pangan. Contohnya, akan terjadi pembusukan dan penurunan kualitas akibat masih adanya kadar air yang terkandung dalam bahan tersebut. Pembusukan terjadi akibat dari penyerapan enzim yang terdapat dalam bahan pangan oleh jasad renik yang tumbuh dan berkembang biak dengan bantuan media kadar air dalam bahan pangan tersebut.
Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan adanya suatu proses penghilangan atau pengurangan kadar air yang terdapat dalam bahan pangan sehingga terhindar dari pembusukan ataupun penurunan kualitas bahan pangan. Salah satu cara sederhananya adalah dengan melalui proses pengeringan. Pengeringan merupakan tahap awal dari adanya pengawetan.

Dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air menuju udara karena adanya perbedaan kandungan uap air antara udara dengan bahan yang dikeringkan. Tujuan pengeringan antara lain agar produk dapat disimpan lebih lama, mempertahankan daya fisiologi biji-bijian/benih, mendapatkan kualitas yang lebih baik. (Gunarif Taib, 1988)
Proses pengeringan tebagi dalam tiga kategori, yaitu:
Pengeringan udara dan pengeringan yang berhubungan langsung di bawah tekanan atmosfir.
Dalam hal ini panas dipindahkan menembus bahan pangan, bik dari udara maupun permukaan yang dipanaskan. Uap air dipindahkan dengan udara.
Pengeringan hampa udara.
Keuntungan dalam pengeringan hampa udara didasarkan pada kenyataan bahwa penguapan air terjadi lebih cepat pada tekanan rendah daripada tekanan tinggi. Panas yang dipindahkan dalam pengeringan hampa udara pada umumnya secara konduksi, kadang-kadang secara pemancaran.
Pengeringan beku.
Pada pengeringan beku, uap air disublimasikan keluar dari bahan pangan beku. Struktur bahan pangan dipertahankan dengan baik pada kondisi ini. Suhu dan tekanan yang sesuai harus dipersiapkan dalam alat pengering untuk menjamin terjadinya proses sublimasi. (Earle, 1969)



F. Alat dan bahan :
1. Singkong
2. Ubi ungu/merah
3. Pisau
4. Talenan
5. Panci
6. Tampah
7. Natrium bisulfit 0,25%
8. Serok
G. prosedur kerja :
• Mengupas,mencuci dan membersihkan semua bahan
• Potong/iris kentang setipis mungkin
• Menimbang bahan
• Rendam setiap bahan pada masing-masing tempat berbeda dengan air yang sudah diberi larutan Natrium bisulfit 0,25 % selama ± 1 jam
• Setelah 1 jam,tiriskan kentang kemudian tata diatas tambir/tampah (jangan sampai menumpuk)
• Keringkan dengan sinar matahari atau oven

H. Hasil praktikum :
Pengeringan
Bahan Berat (gram) Perubahan warna Tekstur Aroma
awal akhir awal Akhir awal Akhir awal Akhir
Ubi merah 1,265 kg 420 gram Ungu
(++++) Ungu
(++) Basah,keras Renyah Khas ubi Khas ubi
Daun seledri 1,06 kg 230 gram Putih bersih Putih agak coklat Basah
,keras renyah Khas singkong Khas singkong

I. Pembahasan :
Warna ubi sebelum diberi perlakuan berwarna ungu cerah,dan setelah diberi perlakuan berwarna ungu agak pucat.Aroma ubi sebelum dan sesudah pengeringan tidak jauh berbeda,hanya sedikit berkurang karena proses pengeringan,Tekstur keras dan segar pada awal perlakuan tetapi setelah pengeringan tekstur menjadi renyah.Berat ubi dari awal sampai akhir pengeringan menjadi berkurang ini dikarenakan penyusutan kadar air akibat proses pengeringan.
- Redemen ubi :
x 100%
x 100% = 25,8%
Warna singkong sebelum diberi perlakuan berwarna putih,dan setelah diberi perlakuan berwarna putih agak coklat.Tidak jauh berbeda hanya sedikit berkurang karena mengalami proses pengeringan.Tekstur singkong segar dan keras pada awal perlakuan tetapi setelah bahan menjadi kering teksturnya menjadi renyah.Berat singkong dari awal sampai akhir pengeringan menjadi berkurang ini dikarenakan penyusutan kadar air akibat proses pengeringan.
- Redemen singkong :
x 100%
x 100% = 21,6%

J. Kesimpulan :
o Pengeringan dapat menghambat mikrorganisme pembusuk
o Terjadi pengurangan berat sebelum dan sesudah pengeringan karena hilang/berkurang kadar air bahan
K. Daftar pustaka :
http://naynienay.wordpress.com/2007/12/01/pengeringan-cabinet-dryer/

1 komentar:

  1. 11bet : 11bet : 12bet / 0/100% (VET) + 120 - Vntopbet
    11bet is an online sports betting company which 제왕카지노 was founded in 2000 and 제왕카지노 was established 11bet in 1999.

    BalasHapus